Internet telah menjadi kebutuhan penting bagi manusia. Internet layaknya sebuah jaring tak kasat mata yang terhubung ke seluruh titik di muka bumi. Melalui jaring tersebut kita dapat memperoleh banyak hal yang dibagikan oleh orang lain. Ketersediaan berbagai informasi di internet dapat kita manfaatkan untuk mencari rujukan dalam berbagai masalah terkait dengan keislaman.
Namun akses untuk menuju ke sana tentu saja membutuhkan jalan-jalan khusus. Rujukan keislaman yang berkualitas layaknya sebuah rumah yang perlu diketahui alamatnya terlebih dahulu, tanpa alamat tersebut, rumah tersebut tidak akan bisa dijangkau.
Rujukan istimewa yang dimaksud di internet bukanlah sajian informasi yang umum terpampang di berbagai website, sajian informasi semacam itu tentu saja berserakan dan dapat ditemukan dengan mudah. Cukup dengan mengetik beberapa kata kunci, maka ribuan tulisan dari berbagai halaman akan muncul.
Masalahnya tidak semua informasi yang tersedia dengan akses semacam itu memiliki kualitas dan validitas yang tidak terjamin, mulai identitas pembuatnya, kualitas ilmu dan objektivitas orang dibalik sebuah artikel keagamaan tidak dapat dinilai. Karena internet tidak membuat standarisasi apapun terkait konten dan kreator yang terpajang di sana. Sederhananya adalah, di internet, siapapun dapat menulis apapun.
Informasi terkait keislaman yang berkualitas dapat dicari dengan menempuh jalan yang berbeda, meskipun agak lebih sulit. Jalan yang dimaksud adalah dengan tidak memosisikan internet sebagai sumber informasi, melainkan hanya sebagai sarana yang menghubungkan kita dengan sumber informasi yang lain.
Semua informasi keislaman terbaik harus dikembalikan kepada para ulama, mereka lah yang kompeten untuk membahas berbagai masalah yang berkaitan dengan masing-masing spesialisasi keahlian mereka. Permasalahan yang berkaitan dengan fiqih, maka dikembalikan kepada ulama ahli fiqih, permasalahan yang berkaitan dengan hadis, maka dikembalikan kepada ahli hadis, dan seterusnya. Lalu bagaimana memanfaatkan internet sebagai sebagai jembatan penghubung kepada para ulama. Caranya adalah merujuk kepada kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama.
Khazanah keilmuan Islam yang tersimpan dalam berbagai tulisan para ulama adalah samudera yang amat luas untuk diselami, muatan informasi di dalamnya tidak akan habis untuk diselami. Bayangkan saja, awal penulisan ilmu keislaman telah dimulai semenjak abad ke dua hijriah, artinya telah berlangsung selama 13 abad.
Durasi sepanjang itu tentu saja telah melahirkan sangat banyak ulama yang produktif menulis. Berbagai kitab karya para ulama tersebut tidak hanya tersedia hasil cetakannya, banyak kitab-kitab klasik para ulama yang telah dibuat dalam sajian digital yang dapat dibuka dengan perangkat teknologi dan diperoleh melalui internet. Hanya saja untuk dapat mengaksesnya kita membutuhkan beberapa tahapan dan cara khsusus.
1. Kemampuan membaca teks Arab
Modal dasar yang paling penting adalah kemampuan membaca teks-teks berbahasa Arab, mengingat tulisan keislaman berbahasa Arab jauh mengungguli tulisan berbahasa indonesia baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya. Secara kuantitas ulama-ulama dan tulisan berbahasa Arab tentu saja mendominasi, mengingat bangsa Arab merupakan tanah kelahiran agama Islam, bahasa Arab tersebar di berbagai negara yang sangat luas, selain itu pusat keislaman lebih banyak terdapat di negara-negara Arab.
Selain itu banyak kitab-kitab berbahasa Arab yang tersedia di internet, jauh sekali jika dibandingkan dengan buku-buku berbahasa indonesia ataupun buku-buku terjemahan. Maka dari itu, ketidakmampuan membaca teks-teks arab merupakan kerugian besar terutama bagi pelajar berbagai ilmu keislaman.
2. Menggunakan kata kunci judul kitab
Setelah memiliki kemampuan membaca tulisan Arab, hal selanjutya yang perlu diketahui adalah tips menemukan berbagai kitab yang presisi dengan kebutuhan kita di internet. Cara pertama adalah dengan menggunakan judul kitab. Maksudnya dengan mengetik judul kitab yang hendak kita cari di internet, kemudian ditambahkan dengan (.pdf). seandainya ada situs internet yang mengunggah kitab tersebut maka otomatis akan ditampilkan pada hasil pencarian.
Ada banyak situs yang menyediakan berbagai kitab dalam format pdf seperti waqfeya, kutubpdf, noorbook, archive.com, atau sekedar diunggah ke google drive. Selain itu algoritma pencarian juga akan menyertakan kitab-kitab pdf lainnya yang berkaitan dengan kitab yang kita cari. Namun tentu saja cara ini baru bisa digunakan jika lebih dulu mengetahui judul kita yang kita butuhkan.
3. Menggunakan kata kunci nama seorang ulama
Seandainya tidak mengetahui judul kitab yang kita butuhkan, maka dapat menggunakan katakunci nama penulis atau ulama tertentu. Cara yang pertama adalah mengetik kata kunci tertentu sebelum nama seorang ulama seperti مكتبة الغمارى maka akan keluar kumpulan file pdf tulisan syaikh al-Ghumary dalam satu situs, hal yang sama juga dapat diberlakukan pada ulama yang lain khususnya yang dikenal sangat produktif menulis seperti al-Suyuthi, ramadhan al-Buthy, Ibn ‘Utsaimin dan sebagainya. Kata kunci lain yang dapat disertakan adalah مؤلفات dan kata kunci yang berdekatan. Tentu saja dengan menambahkan (.pdf) di ujungnya.
Opsi lain dalam memanfaatkan kata kunci nama seorang ulama adalah dengan terlebih dahulu membaca profil seorang ulama. Kebanyakan artikel riwayat hidup ulama disertai dengan karya dan tulisan mereka, berdasarkan keterangan tersebut, kita dapat menentukan kitab yang berkaitan dengan apa yang kita butuhkan. Selanjutnya gunakan carasebelumnya!, yaitu menulis kata kunci judul kitab tersebut di internet. Namun cara ini tentu saja mengharuskan kita memilik wawasan yang memadai tentang nama-nama para ulama dan spesialisasi keahlian mereka.
4. Menggunakan kata kunci tema yang dibahas
Jika tidak mengetahui judul kitab dan nama ulama yang kita inginkan, maka cara selanjutnya yang dapat digunakan adalah dengan mengetik kata kunci terkait dengan tema yang hendak kita temukan. Sebaiknya menggunakan bahasa Arab. Contohnya jika hendak mencari informasi berkaitan dengan mahram menurut mazhab syafi’I, maka kita dapat menggunakan kata kunci seperti مسائل المحرامية عند مذهب الشافعي kemudian diakhiri dengan (.pdf), maka algoritma pencarian akan diarahkan pada kitab-kitab yang membahas tema tersebut atau penelitian tesis dan disertasi yang berkaitan, meskipun judulnya tidak sama persis.
Seandainya tidak ada unggahan kitab atau karya tulis yang berkaitan, maka cara berikutnya adalah membaca artikel yang membahas tentang masalah tersebut. Tetapi tidak sembarangan artikel, khusus sajian artikel yang turut disertai dengan footnote atau catatan kaki. Setelah mengumpulkan daftar kepustakaan dari artikel tersebut, selanjutnya tinggal mencari pdf-nya dengan mengunakan kata kunci judulnya.
- Menyesuaikan sebuah materi dengan kerangka keilmuan yang berkaitan
cara selanjutnya yang dapat digunakan dalam mencari rujukan kitab di internet adalah melihat kerangka cabang keilmuan yang ada. Kita ambil contoh sebuah tema yang masuk dalam ilmu fiqih, maka kita dapat bereksperimen dengan mengunduh berbagai rujukan fiqih populer selanjutnya mencari bahasan tentang materi yang kita inginkan dalam sistematika ilmu fiqih. Sistematika berbagai kitab fiqih cenderung menyajikan sub-bab yang mirip dan berdekatan . mulai dari bersuci, shalat, puasa, zakat, haji dan umrah, jual beli, jinayat, makanan dan minuman, buruan, pakaian, pembebasan budak dan sebagainya. Cara ini tentu saja mengharuskan kita familiar dengan sistematika pembahasan dalam berbagai cabang keilmuan muali dari fiqih, akidah dan sebagainya.
- Mencari ayat Alquran dan hadis yang berkaitan dengan masalah
cara terakhir yang dapat diandalkan dalam mencari rujukan di internet adalah dengan mencari yaat dan hadis yang berkaitan. Setelah ayat Alquran ditemukan, maka kita dapat merujuk pada berbagai kitab tafsir. Kita dapat mencoba mengunduh kitab tafsir dengan corak dan warna yang sesuai dengan masalah. Misalnya untuk masalah yang berkaitan dengan hukum,maka kita dapat merujuk pada tafsir yang bercorak hukum seperti tafsir al-Qurthuby atau al-Jashash. Untuk masalah yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan dapat merujuk pada tafsir Wahabah Zuhaili atau al-Manar.
Kebanyakan kitab tafsir populer telah tersedia pdfnya di internet. Selanjutnya jika menemukan hadis yang berkaitan, maka langkah berikutnya adalah menemukan perawi hadis tersebut. Setelah itu kita dapat merujuk pada syarahan dari kitab sumber hadis. Misalnya hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, maka kita dapat merujuk pada beberapa syarahan terhadap Shahih Bukhari seperti kitab Fath al-Bary, ‘Umdat al-Qary atau Irsyad al-Syary. Jika hadis tersebut diriwayatkan oleh Abu Dawud, maka dapat merujuk pada kitab ‘Aun al-Ma’bud, Syarah Ibn Ruslan dan sebagainya. Kebanyakan kitab Syarahan Hadis besara telah tersedia pdfnya di internet.
Kesimpulannya, kita dapat menggunakan Internet untuk memperoleh rujukan berkualitas tentang keislaman, mengaji di internet bukanlah sebatas membaca artikel secara random dalam berbagai situs di internet. Tetapi lebih jauh kita menapaki jalan sampai kepada rujukan yang lebih murni yaitu tulisan para ulama. Modal yang dibutuhkan hanyalah perangkat seperti laptop atau smartphone serta akses internet, ditambah dengan kemampuan membaca kitab Arab, wawasan tentang berbagai judul kitab, wawasan tentang nama-nama para ulama, pemahaman sistematika kerangka keilmuan, maka kita dapat menjadikan internet menjadi jembatan menuju khazanah samudera keilmuan Islam yang demikian luasnya.
Terlepas dari itu, kita tentu saja masih membutuhkan bimbingan dan talaqqi dari para ulama secara langsung (Rudy Fakhruddin).
sumber Harakah Islamiyah dot com
Discussion about this post