[et_pb_section fb_built=”1″ admin_label=”section” _builder_version=”3.22″ _i=”0″ _address=”0″][et_pb_row admin_label=”row” _builder_version=”3.25″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat” _i=”0″ _address=”0.0″][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.25″ custom_padding=”|||” _i=”0″ _address=”0.0.0″ custom_padding__hover=”|||”][et_pb_text admin_label=”Text” _builder_version=”3.27.4″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat” _i=”0″ _address=”0.0.0.0″]
Palembang, Detik Sumsel-Ketua Pengurus Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama, KH Abdul Ghoffar Rozin menyampaikan kemandirian santri usai diakui pemerintah sejak di resmikan hari santri oleh presiden RI
“Kalau kita ngomong kemandirian santri bukan saja masalah ekonomi juga kemadirian hakiki,kemandirian kebudayaan kemadirian ekonomi, dan kemandirian politik,” Ungkap Gus Rozin Sapaan akrabnya saat di bincangi detiksumsel.com usai membuka Workshop dan Seminar Santri Entreprenuer PP RMI NU Rabu, (20/9) di Aula Kanzuz Shalawat, Pondok Pesantren Sulaimaniyah-Sabilul Hasanah Palembang
Dikatakan Gus Guzin Kemandirian ada tiga hal, yang pertama kemandirian politik sangat tergantung dengan kemandirian ekonomi. Semakin bisa mandiri secara ekonomi maka semakin kita tergantung pada kepentingan politik. Pasca reformasi itu masyarakat semakin menarik jelang pilkada dan pemilihan-pemilihan, Tetapi setelah itu cenderung di lupakan
“Saya kira setelah di resmikan hari santri, mendorong santri menjadi mungkin kemandirian santri, termasuk kemandirian ekonomi,” Ucapnya
Lebih lanjut, jika bicara masalah budaya di pesatren, selama ini pendidikan pesantren terutama pendidikan salafiyah diakui oleh pemerintah, misalnya seorang santri yang sudah yang hapal alquran 30 juz, tafsir paham hadist ketika dia mau mengajar masih diwajibkan mengikuti ujian paket C, ini kan sesuatu yang tidak masuk akal, ini kita kalah dengan india, orang yang hapal alquran langsung mendapat tempat untuk pekerjaan
“Orang yang mumpuni soal keilmuan keagamaan yang tidak mempunyai ijazah formal harus mengikuti ujian paket C, Ini saya kira ada ketimpangan cukup serius di negeri ini dalam konteks pengakuan terhadap santri, sehingga mau tidak mau karena situasi santri agak terpinggir,” Lanjutnya
Pihak melihat, sambung dia, ada harapan saat presiden menjadikan hari santri beberapa waktu, ini menjadi awal pengakuan terhadap santri
“Kita punya program pada tahun ini Entreprenuership bagi para santri, dimana kita harapkan titik-titik tertentu, pilotin beberapa pesantren baik jawa maupun luar jawa untuk menjadi pilot projek untuk tumbuhkan jiwa Entreprenuership bagi santri, Santri kedepan tidak hanya berpikir untuk jadi ustadz, PNS Atau dosen,” Pungkasnya (fir)
[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]
Discussion about this post