Hadirilah Pengajian Umum dalam rangka Haul ke 3 Almaghfurlah KH. Muhammad Mudarris SM pada hari Rabu 02 Agustus 2023 Pukul 19.30- Selesai di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah. Jl Raya Palembang Jambi KM 24 Desa Purwosari Sembawa Banyuasin. Terbuka untuk Umum, para Alumni dan Wali santri.
bersama Alhabib Umar Muthohar Semarang.
sejarah Singkat tentang Beliau.
Pondok Pesantren Sabilul Hasanah di dirikan Oleh KH. Muhammad Mudarris SM. dan sampai saat ini beliau masih menjadi figure utama / sentral bagi Pondok Pesantren Sabilul Hasanah. KH. Muhammad Mudarris SM dilahirkan di Ponorogo Jawa Timur, pada tanggal 12 Januari 1952. Meskipun kehidupan orangtuanya pada saat itu sangat sederhana sekali, tapi ayah Beliau KH. Moh. Sholeh Imam Kurmain adalah keturunan Kyai Besar “ Kyai Hasan Besari ” Tegalsari Ponorogo dari Anak beliau Kyai Imam Besari.
Pada masa anak-anak dan mudanya ; baca , remaja ; KH. Muhammad Mudarris SM banyak menghabiskan waktunya untuk menimba ilmu di berbagai Pondok Pesantren yang menyebar di Pulau Jawa. Dengan berbekalkan niat untuk mendalami ilmu keagamaan,. Dengan tanpa disertai bekal materi yang cukup, beliau belajar di beberapa Pesantren ; yang pada umumnya salafiyyah ; sambil mengabdikan dirinya kepada Kyai Pesantren tersebut. Tidak kurang dari 6 Pondok Pesantren yang pernah dimukiminya untuk mencari ilmu keagamaan selama + 15 Tahun, diantaranya adalah Pondok Pesantren Gontor, Pondok Pesantren Hudatul Muna Jetis, Pondok Pesantren Durisawo Ponorogo, Pondok Pesantren Rembang (KH. Baidlowi dan KH. Bisri Musthofa), Pondok Pesantren Tebuireng, Pondok Pesantren Manbaul Adhim Nganjuk dan sebagainya.
Selanjutnya, setelah beliau menyelesaikan masa studinya di Pesantren sampai pada jenjang Sarjana Muda dalam bidang Da’wah di UNSURI/UNU Ponorogo dan atas dorongan dari Guru Beliau Mbah KH. Imam Muhadi (Alm) Baron Nganjuk, beliau merantau ke Pulau Sumatera, tepatnya di Kota Palembang, untuk mengamalkan ilmu yang telah dimilikinya seraya melakukan usaha ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dari pengalaman di dunia usaha itulah pada akhirnya beliau mendapatkan keahlian dalam bidang kontruksi bangunan (Pernah menjadi Kontraktor dan Konsultan Teknik Swasta) dan meubelair.
Di tahun 1976, atas izin Allah beliau dipertemukan Allah dengan wanita yang bernama Siti Nurjannah dari keturunan Sultan Demak ; yang sebenarnya masih kerabat jauh beliau ; untuk menjadi istri beliau. Dari istri tersebutlah beliau memiliki 10 orang anak ; yaitu 3 orang Putra dan 7 orang putri.
Discussion about this post