Ridho sang Guru yang harus di cari oleh para santri. Meskipun secara dzohir (kasat mata) ia menjadi orang besar di suatu hari, tapi ketika sang Guru tidak meridhoi-nya maka kebesaran yang didapatkannya merupakan kesia-siaan belaka. Karena Ridho Allah ada di tangan Guru. Konsklusi itu muncul dari premis, bahwasannya ridho Allah itu ada pada ridho ke dua orang tuanya, sementara “guru adalah orang tua bagi (ruh) santri juga.”, maka ridho Alloh juga terletak pada ridho guru. Seorang sya’ir berkata:
اُقَدِّمُ أُسْتَا ذِىْ عَلَى نَفْسِ وَالِدِيْ # وَإِنْ نَا لَنِيْ مِنْ وَالِدِى الْفَضْلُ وَالشَّرَفُ
فَدَاكَ مُرَبِّ الرُّوْحِ وَالرُّوْحُ جَوْهَرُ # وَهَذَا مُرَبِّ الْجِسْمِ وَالْجِسْمُ كَالصَّدَفِ
“Saya mengutamakan guru daripada orang tua # walaupun saya mendapatkan kemuliaan darinya”
“Namun, guru adalah orang yang menuntun jiwa yang diibaratkan sebagai mutiara # sementara orang tua adalah orang yang menuntun raga yang diibaratkan sebagai wadahnya mutiara”
Maka yakinlah segala apa yg dilakukan seorang guru tak lain dan tak bukan agar anak didik (santri) bisa menjadi sosok yg anfauhum linnas (biladabih wa ilmih).
لا تَحْزَنن على الصبيان إنْ ضُرِبُوا * فالضربُ يَفنى ويبقى العلمُ والأدبُ
Jangan bersedih jika anakmu dipukul dlm proses pendidikan # bekas pukulan itu akan lenyap sedangkan ilmu dan adab akan menetap
الضربُ ينفعُهُم والعلمُ يرفعُهُم * لولا المخافة ما قرؤوا ولا كَتَبُوا
Pukulan bermanfaat bagi mereka, ilmu akan mengangkat derajat mereka # andai bukan karena rasa takut (anak pada pukulan) sulit mereka mau membaca dan menulis .
لولا المخافة كان الناسُ كلُهُمُ * شبه الجماد لا عِلْمٌ ولا أدَبُ
Andai bukan karena dampak baik dari rasa takut itu, niscaya semua manusia akan seperti benda mati: tidak berilmu lagi tidak memiliki adab
Discussion about this post