• Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Contact
  • Home
  • Profile
    • Tentang Kami
    • Pesan Pengasuh
    • Struktur Organisasi
    • Ekstra kulikuler Santri
    • Prestasi
    • Lokasi (Google Map)
  • Yayasan
    • Data Pengurus Yayasan
    • Data Guru / Ustadz
    • Data Santri / Siswa
  • Unit Sekolah
    • Mts Sabilul Hasanah
    • MA Sabilul Hasanah
    • Madrasah Mualimin Mualimat (M3)
    • TPQ Metode Qiroati
    • Madrasah Diniyah
    • Program Tahfidz
  • Pendaftaran
    • Brosur
    • Pendaftaran Online
    • Jadwal PSB
  • Prasarana
    • Gedung Sekolah
    • Kamar Mandi Putri
    • Mushollah Putri
    • Masjid Pondok Pesantren
    • Kolam Renang Putra
    • Lapangan Olahraga
    • Koperasi
  • Gallery
    • Wisuda M3 2014 – 2015
    • Wisuda Madrasah Aliyah 2015 – 2016
    • Wisuda Qiroaati Angkatan I
    • Gallery Video
No Result
View All Result
Pondok Pesantren Sabilul Hasanah
No Result
View All Result
Home Ngaji

Awal Mula Baginda Muhammad SAW Diangkat Sebagai Rosul

sabilul hasanah by sabilul hasanah
November 4, 2019
in Ngaji
Reading Time: 3 mins read
0
0
SHARES
10
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on QR Code

Ketika umur baginda Rasul Saw mencapai 40 tahun, maka Allah Swt mengutusnya sebagai utusan yang menjadi rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil alamin). Awal mula wahyu yang turun kepada baginda Rasul Saw adalah “ar Rukya ad Shadiqah”, mimpi yang benar. Karenanya, tidak ada satupun mimpi yang dialaminya kecuali benar-benar menjadi kenyataan. Saat itu, tidak ada suatu apapun yang paling beliau senanangi dan cintai melainkan “Al Khalwah”, menyendiri, jauh dari keramaian orang banyak.


Pada setiap tahun, selama satu bulan penuh, beliau menyendiri di gua “Hira” yang berada dipuncak gunung “an Nur”. Dari dalam gua Hira ini, beliau bisa melihat dan mengetahui segala aktifitas yang terjadi disekitar Ka’bah. Setelah sebulan penuh didalam gua Hira, beliau meninggalkan gua, pergi menuju Ka’bah, lalu thawaf berkali-kali mengitari Ka’bah. Kemudian, setelah selesai thawaf, baru beliau pergi menuju rumahnya.


Hingga sampai pada suatu bulan yang dikehendaki Allah Swt sebagai tunggak kebaikan bagi kemanusian, yaitu bulan Ramadlan, maka baginda Rasul Saw keluar meninggalkan rumah, pergi menuju gua Hira, sebagaimana kebiasaannya. Pada suatu malam, tanggal 17 Ramadlan, atas perintah Allah Swt, datanglah Malaikat Jibril As menemui baginda Rasul Saw. Saat itu, beliau tidur diatas “Namath”, sejenis tikar atau kain yang terbuat dari sutera. Lau, Jibril As berkata: “Wahai Muhammad, bacalah !”. Beliau menjawab: “Aku tidak bisa membaca”. Kemudian Jibril As mendekat dan mendekap beliau dengan amat kuat dan keras, seakan-akan kematian hendak menjemputnya. Setelah itu, beliau dilepas kembali oleh Jibril As.
Perintah membaca, pendekapan dan pelepasan tersebut berulang beberapa kali. Hingga pada akhirnya, Jibril As berkata:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam (yakni, Allah Swt mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca), Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” [QS. al ‘Alaq: 1-5].


Lalu beliau Saw membaca sesuai dengan yang telah dibacakan oleh Malaikat Jibril As hingga ia meninggalkan beliau. Setelah Jibril As berlalu meninggalkannya, beliau terbangun dari tidurnya seakan-akan didalam dadanya telah tertulis sebuah kitab. Kemudian beliau keluar meninggalkan gua Hira. Ketika beliau sampai berada ditengah-tengah gunung An Nur, beliau mendengar suara dari arah langit: “Wahai Muhammad, kamu adalah utusan Allah dan aku adalah Jibril”. Kemudian beliau mengangkat kepala kearah langit untuk melihat dari mana suara itu datang, tiba-tiba beliau melihat Jibril dalam wujud manusia yang berdiri diangkasa seraya berkata: “Wahai Muhammad, kamu adalah utusan Allah dan aku adalah Jibril”. Lalu beliau memandang Jibril. Beliau melihat kearah depan dan belakang. Melihat ke sebelah kanan dan sebelah kiri. Di semua angkasa tersebut beliau melihat Jibril dalam keadaan yang sama.


Pada saat yang sama, isteri tercinta beliau, Dewi Khadijah merasa cemas. Ia menyuruh hamba-hamba sahayanya mencari baginda Rasul Saw disemua penjuru kota Makkah. Semua hamba-hamba itu tidak menemukan beliau, padahal beliau tetap berada ditempat itu (ditengah gunung an Nur). Beliau tidak maju kedepan, juga tidak mundur kebelakang, tidak bergeser kekanan dan juga tidak bergeser kearah kiri.


Dan pada akhirnya, beliau meninggalkan tempat tersebut pulang kerumah menemui sang Isteri tercinta. Sesampainya dirumah, Dewi Khadijah bertanya: “Wahai Aba al Qasim, kamu berada dimana?. Sungguh aku telah menyuruh beberapa orang untuk mencarimu kemana-mana, namun mereka semuanya pulang kembali dengan tanpa membawa kabar apa-apa”. Kemudian beliau menceritakan apa saja yang dialami dan dilihat. Setelah Dewi Khadijah mendengarkan semua cerita beliau, lalu ia berkata: “Wahai anak lelakinya pamanku, bergembira dan tegarlah kamu. Demi Dzat yang diri Khadijah berada dalam genggaman-Nya. Sesungguhnya aku sangat berharap agar kamu menjadi Nabinya umat ini”.


Semenjak peristiwa itu, isteri beliau Dewi Khadijah, telah beriman dan membenarkan apa saja yang dibawa oleh beliau. Dewi Khadijah adalah orang yang pertama kali beriman kepada Allah Swt, beriman kepada Rasul-Nya Saw dan juga beriman kepada sesuatu yang dibawa olehnya. Melalui Dewi Khadijah pula, Allah Swt meringankan beban baginda Rasul Saw dalam mengemban risalah-Nya. Tidak ada suatu apapun yang beliau dengar dan mendustakan apa saja yang diemban (dakwahkan) sehingga membuatnya susah dan sedih kecuali Allah Swt menghilangkannya melalui Dewi Khadijah Radliyallahu anha. Ia selalu membuat beliau tentram, tegar, teguh dan merasa ringan dalam mengemban dan mendakwahkan risalah-Nya.

KH Nashir Fattah (Pengasuh Pondok Pesantren Al Fathimiyah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang / Rois Syuriah PCNU Jombang

Previous Post

Mendorong Santri ke Seluruh Penjuru Dunia

Next Post

Pembacaan Qosidah Burdah

Related Posts

Pentingnya Mendoakan Guru bagi para Santri

May 7, 2022

Ujian Tasheh Qiroati di Sabilul Hasanah

March 25, 2022

Waspada Bahaya Syirik karena Wabah Corona

May 21, 2021

Discussion about this post

Info Terpopuler

Berita Pesantren

Ujian Praktek Mengajar Kelas Akhir Madrasah Mualimin Mualimat Telah Dimulai.

by admin-sh
January 26, 2023
0

Purwosari - Praktek mengajar adalah salah satu dari beberapa rangkaian ujian yang harus dilewati oleh santri kelas 6 Madrasah Mu'allimin...

Read more

Ujian Praktek Mengajar Kelas Akhir Madrasah Mualimin Mualimat Telah Dimulai.

Doa yang Dipanjatkan pada Bulan Rajab

Sosialisasi Universitas Sriwijaya oleh Para Alumni Sabilul Hasanah

Kitab Fiqih Dasar Karya Syaikhona Kholil Bangkalan

Kuota Haji 2023 Utuh Kembali, Tidak Ada Pembatasan Usia

Pembagian Rapot di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah

Load More

Tentang Kami


Pesantren Sabilul Hasanah merupakan salah satu Pondok Pesantren di Propinsi Sumatera Selatan dengan misi mendakwahkan ajaran Islam dan menyemai generasi Islam yang unggul baik dalam ilmu agama maupun iptek

Hotlink

  • Jadwal PSB
  • Pendaftaran Online
  • Pendaftaran Alumni
  • Beasiswa
  • Event

Alamat kami

Jl. Raya Palembang-Jambi Km 24 Desa Purwosari Kec Sembawa, 30953, Banyuasin, Sumatera Selatan

Telepon: (0812) 7122224, (0853) 84734783, (0812) 7123 744

Email: ppsh.sabilulhasanah@gmail.com

  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Contact

©2021 Pesantren Sabilul Hasanah

No Result
View All Result
  • Event

©2021 Pesantren Sabilul Hasanah

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist